Sunday, January 1, 2012

Mencari Solusi Bagi Krisis Kehidupan Umat Islam

            Sudah sering dikatakan bahwa Indonesia merupakan bangsa muslim terbesar di dunia. Tetapi bangsa ini yang berarti juga umat Islam sebagai golongan mayoritas berada dalam krisis yang sangat dalam, terutama setelah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) tahun lalu.
            Kenaikan harga BBM itu telah menambah jumlah penduduk, termasuk penduduk muslim, yang miskin. Masalah ini telah menambah penderitaan di kalangan umat. Penderitaan ini sudah dirasakan sejak krisis monoter dan ekonomi sejak pertengahan tahun 1997, tetapi belum pulih ditambah lagi dengan kenaikan harga BBM rata-rata dua kali lipat pada 1 Oktober 2005.
             Krisis ekonomi dan kenaikan harga BBM  itu menimbulkan penderitaan yang sangat dalam di kalangan umat Islam. Gejalanya mudah dilihat, misalnya hampir   setiap hari  televisi menayangkan orang yang melakukan bunuh diri karena miskin. 
            Hal itu diketahui dari alasannya, seperti menganggur, sudah beberapa hari tidak dapat makan, sudah lama sakit dan tidak punya uang untuk berobat. Ada pula anak sekolah mencoba bunuh diri karena tidak mampu membayar uang sekolah yang hanya Rp 5.000 per bulan atau uang ekstra kurikuler yang hanya Rp 2.500.



             Tidak jarang orang yang bunuh diri satu keluarga. Mula-mula orang tua, ayah atau ibu, membunuh anak-anaknya dengan cara menggorok lehernya seperti memotong ayam, kemudian dia menggorok lehernya sendiri.
            Di negara maju juga banyak orang yang bunuh diri, tetapi bukan karena miskin. Umumnya alasan mereka bukan masalah ekonomi, seperti  malu karena gagal melakukan tugasnya dengan baik, anak sekolah tidak naik kelas, dan sebagainya.
            Kemudian banyak balita  muslim yang mengalami busung lapar karena kurang gizi yang disebabkan tidak mampu membeli makanan yang memadai. Selanjutnya banyak anak muslim yang tidak mampu bersekolah, atau bersekolah tetapi kemudian berhenti, banyak perempuan muslim yang menjadi wanita tuna susila (WTS) atau sekarang lazim disebut pekerja seks komersial (PSK), dan banyak orang Islam meninggalkan Islam setelah mendapat bujukan dari kelompok agama lain. Semua itu terjadi karena miskin.
            Untuk mengatasi masalah besar yang sudah sangat memperhatinkan itu tidak mudah. Diperlukan kesadaran dan langkah bersama dari kalangan umat untuk memecahkan masalah yang berat itu agar tidak terjadi musibah yang lebih besar, seperti semakin banyak balita muslim yang mengalami busung lapar, makin banyak anak muslim yang tidak bersekolah atau bersekolah tetapi kemudian berhenti, makin banyak perempuan muslim yang menjual badannya dan bertambah banyak orang Islam meninggalkan Islam, karena miskin.

1. Zakat, Sedekah dan Infak
            Di antara langkah besar yang harus dilakukan bersama untuk menolong umat ialah menumbuhkan kesadaran tentang kewajiban zakat. Zakat merupakan kewajiban yang harus diusahakan, bukan justru dihindari atau sengaja tidak mengeluarkan zakat, padahal sudah mampu atau hartanya sudah mencapai nishab (ukuran)nya.
            Zakat dapat diusahakan dengan cara menabung, lalu tabungan itu dizakati. Karena itu, untuk menolong orang miskin tidak harus membagi-bagikan kekayaan itu kepada mereka, tetapi cukup memperbanyak tabungan, kemudian dikeluarkan zakatnya.
            Jadi, bukan justru menghindari zakat dengan membelanjakan semua uangnya. Misalnya sudah punya mobil beli lagi, sudah punya rumah beli lagi atau membeli tanah atau yang lain agar tidak kena kewajiban zakat. Karena mobil, rumah dan tanah tidak kena zakat. Kecuali kalau disewakan, maka sewanya itu yang kena zakat.
            Karenanya, zakat itu bisa ditingkatkan kalau ada kesadaran untuk menolong sesama muslim yang  miskin. Kesadaran inilah yag perlu ditanamkan sejak dini, yaitu anak-anak itu masih di bangku sekolah. Dari sejak kecil atau anak-anak harus diniatkan bahwa nanti kalau sudah dewasa dan sukses akan berzakat.
            Karena itu, anak-anak menuntut ilmu  tidak hanya untuk kebaikan masa depan masing-masing, tetapi juga meraih kesuksesan untuk kemudian menolong umat Islam yang miskin dan bodoh. Ini sejalan dengan hadits yang mengatakan bahwa "Sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain".
            Kesadaran seperti itu harus ditanamkan, karena kenyataannya banyak Islam yang mampu tidak mengeluarkan zakat sebagaimana mustinya. Misalnya zakat itu seharusnya 2,5 persen dari harta, tetapi yang dikeluarkan kurang dari itu.
            Selain itu masih banyak Islam yang sama sekali tidak berzakat. Belum ada angka pasti mengenai masalah  ini, tetapi saya sering bertemu orang seperti ini. Orang seperti ini tidak hanya diancam dengan hukuman di akhirat, tetapi di dunia pun orang itu  kena hukuman. Misalnya saya sering bertemu orang yang di hari tuanya hidup susah, padahal waktu mudanya hidupnya makmur.
            Saya lalu bertanya, apakah waktu makmur dulu suka berzakat. Dia berkata bahwa dia kurang memperhatikan hal itu. Saya khawatir bahwa kesengsaraannya itu disebabkan tidak atau kurang berzakat. Jadi, Tuhan mencabut kembali nikmat yang telah diberikan, karena tidak menggunakan hartanya sebagaimana mustinya.
            Padahal setelah mengeluarkan zakat secara maksimal masih sangat dianjurkan untuk menambah dengan memberikan sedekah dan infak. Zakat hukumnya wajib, sedang sedekah dan infak hukumnya sunat.

2. Menggunakan Produksi dalam Negeri
            Langkah kedua yang harus dilakukan untuk menolong umat Islam yang miskin adalah membiasakan diri mengkonsumsi dan menggunakan produksi dalam negeri. Hal ini sudah terbukti pada pengalaman Jepang. Salah satu rahasia kemajuan negeri Sakura itu adalah mereka sangat fanatik menggunakan produksi dalam negerinya.
            Itu terjadi karena menggunakan produksi dalam negeri berarti menghidupi kegiatan ekonomi dalam negeri dan memberi penghidupan kepada banyak orang. Misalnya kalau kita makan tahu atau tempe kita harus sadar betul bahwa banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada tahu atau tempe itu, mulai  dari orang yang membuatnya, orang yang membawanya ke pasar, orang yang menjualnya di pasar, sampai orang yang memasak dan menghidangkannya. Begitu pula sayur, buah, pakaian, dan sebagainya.
            Tetapi kalau kita menggunakan produksi luar negeri, maka itu berarti kita menghidupi ekonomi luar negeri yang sebenarnya sudah makmur. Ini juga merupakan suatu masalah besar bagi bangsa kita, karena orang kaya banyak yang suka berbelanja di luar negeri atau setidaknya lebih menyukai produksi luar negeri.    
            Jadi, kalau orang kaya itu memiliki kepedulian kepada bangsanya terutama yang miskin tidak harus membagi-bagikan secara langsung kepada orang miskin, tetapi dapat dilakukan  dengan konsisten menggunakan produksi dalam negeri.
            Hal itu tidak berarti kita anti produksi luar negeri, tetapi semata-mata untuk menghidupi bangsa sendiri yang sudah sangat terpuruk sekarang ini. Tetapi memang tidak semua keperluan sudah diproduksi dalam negeri, misalnya buku-buku ilmiah masih didominasi oleh pihak luar negeri, maka dalam hal ini kita tidak boleh menolak. Kalau kita menolak buku ilmiah itu, maka kita akan jadi bodoh.

3. Zikir dan Doa
            Hal terakhir yang perlu banyak kita lakukan pada saat ini adalah memperbanyak zikir dan doa. Zikir itu menenangkan pikiran dan hati. Tuhan berfirman:
"Ketahuilah! Hanya dengan ingat akan Allah,
 Maka  hati merasa tenang" (Ar-Ra'd/ 13: 28).
            Dengan ketenangan hati, maka orang tidak akan putus asa. Hal ini sangat penting, karena rasa putus asa bisa mendorong orang berbuat buruk, seperti bunuh diri, mencuri atau merampok. Kalau orang itu suka berzikir dan berdoa tidak akan melakukan bunuh diri.
            Karena di antara manfaat zikir dan doa adalah menyadarkan diri akan keagungan Allah dan rahmat-Nya yang melimpah kepada manusia. Kalau pun kita miskin kita seharusnya menyadari bahwa kita manusia masih merupakan makhluk Tuhan yang paling mulia di antara makhluk-makhluk Tuhan yang lain. Coba bayangkan kalau kita lahir sebagai binatang, seperti tikus, kecoa, dan sebagainya, maka alangkah terhinanya hidup kita.
            Zikir dan doa juga menenangkan pikiran dan hati. Ketenangan ini diperlukan apapun pekerjaan dan kegiatan kita. Orang yang menuntut ilmu memerlukan ketenangan pikiran itu. Kalau pikirannya tidak tenang, maka orang yang belajar mungkin sekali sulit memahami pelajaran yang sedang diikuti. Orang yang bekerja juga memerlukan ketenangan pikiran. Kalau pikirannya tidak tenang mungkin sulit mencapai hasil yang maksimal.
            Ketenangan pikiran juga diperlukan untuk mencegah penyakit dan memelihara kesehatan. Saat ini sumber penyakit yang utama ialah pikiran yang terganggu, seperti stress dan depresi. Gangguan pikiran seperti ini mudah terjadi dalam masyarakat moderen seperti sekarang, karena masyarakat moderen dituntut untuk hidup bersaing (kompetitif).
            Persaingan itu mudah menimbulkan stress, yang selanjutnya menyebabkan banyak penyakit, seperti gangguan jantung, darah tinggi, struk, mag, dan sebagainya. Sedang perasaan stress bisa dihindari dengan banyak berzikir dan berdoa. Ini berarti kalau kita suka berzikir dan berdoa, maka kita akan terhindar dari salah satu sumber penyakit yang utama.    
            Zikir dan doa juga diperlukan agar kita tidak mudah jatuh dalam perbuatan salah dan khilaf. Rasulullah sendiri pernah bersabda:
"Manusia merupakan tempat salah dan lupa".
            Kesalahan dan lupa bisa menimbulkan akibat-akibat yang fatal bagi kita dan orang lain. Misalnya kita bawa kendaraan seharusnya kita ambil jalur kiri tetapi kalau khilaf akan mengambil  jalur kanan. Akibatnya bisa tabrakan yang merugikan kita dan orang lain.
            Itu sebabnya kita harus minta kepada Allah agar kita dihindarkan dari berbagai kesalahan, sengaja atau tidak, agar terhindar dari musibah yang tidak perlu. Caranya ialah banyak berzikir dan berdoa.
            Selain itu banyak masalah yang mudah selesai dengan zikir dan doa. Ini terjadi karena zikir dan doa akan mendekatkan manusia kepada Tuhan. Karena kedekatan itu Tuhan lalu menurunkan pertolongannya dengan memudahkan setiap menghadapi masalah dan menjauhkan rintangan yang mengganggu atau mencelakakan.
            Kedekatan orang yang berzikir dan berdoa dengan Tuhan digambarkan dalam Al-Qur'an:
1. "Maka ingatlah akan Daku,
 Aku 'kan ingat kepadamu.
 Bersyukurlah kepada-Ku
 Dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku" (Al-Baqarah/ 2: 152).
2. "Dan bila hamba-hamba-Ku
 Bertanya kepadamu tentang Aku,
 Maka sungguh Aku sungguh dekat.
 Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa,
 Bila ia mendoa kepada-Ku.
 Maka hendaklah mereka mendengarkan
 Daku dan beriman kepada-Ku,
 Supaya mereka mengikuti jalan yang lurus lempang" (Al-Baqarah/ 2: 186).

            Kemudian ada lagu Bimbo yang juga menggambarkan dekatnya Tuhan itu:
"Aku jauh Engkau jauh
Aku dekat Engkau dekat".

            Kedekatan manusia dengan Tuhan dibuktikan dengan pertolongan-Nya kepada manusia, yaitu memudahkan segala urusan dan menjauhkan segala rintangan dan musibah. Kalau pun mengalami musibah, maka hal itu akan diterima dengan ikhlas, sehingga tidak menekan perasaan yang bisa mendorong kepada tindakan destruktif.
            Lalu bagaimana zikir dan doa yang dapat mendekatkan diri manusia dengan Tuhan?. Zikir yang diajarkan oleh Rasulullah di antaranya ialah membaca  "Subhanallah" (Maha Suci Allah) 33 kali, "Alhamdulillah" (Segala puji hanya bagi Allah) 33 kali dan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) 33 kali setiap selesai mengerjakan shalat fardlu, dan membaca istigfar (Astagfirullah – Saya memohon ampun kepada Allah) 70 kali, ada pula yang mengatakan 100 kali setiap hari.
            Tetapi menurut pengalaman sufi zikir yang mendatangkan efek yang kuat dalam diri, seperti ketenangan pikiran dan kedekatan dengan Tuhan adalah menyebut lafaz zikir sampai ribuan kali, seperti menyebut lafaz "Allah" 5.000 kali, "Hasbunallah" (Cukuplah Allah bagi kita)  5.000 kali dan istigfar (Astagfirullah) 5.000 kali setiap hari. Kalau dibaca lebih banyak lagi efeknyapun  pun terasa lebih kuat.
            Dengan demikian, zikir dan doa dapat  menjadi salah satu solusi terhadap krisis kehidupan umat Islam dewasa ini. Selain itu akan lebih baik lagi kalau mereka yang mampu mengeluarkan zakat sebagaimana mustinya dan kita semua membiasakan mengkonsumsi dan menggunakan produksi dalam negeri. Dengan semua ini insya Allah umat dan bangsa ini akan menemukan jalan keluar dari krisis berkepanjangan ini. Amin!     

No comments:

Post a Comment