Thursday, December 29, 2011

Penyembuhan Spiritual


            Sewaktu saya menyampaikan bahwa Ustadz Muhammad Arifin Ilham sembuh dari tumor ganas yang menyerang otaknya mungkin karena suka berzikir karena seorang kawan yang sudah lama menderita tumor yang hanya pasif pada otaknya belum sembuh seorang guru besar filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta berkomentar: “Bubarkan fakultas kedokteran!”.
            Maksudnya kalau orang bisa sembuh dari sakit hanya dengan zikir untuk apa  lagi berobat secara medis dan fakultas kedokteran?. Tetapi dia sendiri tidak berpendapat demikian. Sebagai guru besar filsafat yang selalu berpikir rasional tidak percaya penyembuhan dengan zikir, yang biasa disebut  penyembuhan spiritual. Dia hanya percaya pada penyembuhan yang rasional, yaitu dengan medis.

            Tetapi penyembuhan spiritual kenyataannya ada dan juga berkembang  di samping  penyembuhan medis. Ini diakui oleh pemikir modern Islam terkenal yang juga sangat rasional seperti Fazlur Rahman. Menurut dia, istilah “penyembuhan spiritual” menunjukkan dua makna yang berbeda, meskipun keduanya berkaitan satu sama lain dan kadang-kadang sulit dibedakan.
            Pertama, istilah ini bermakna keyakinan pada penyembuhan secara spiritual, etis dan psikologis terhadap penyakit, baik fisik maupun psikis. Penyakit fisik bisa disembuhkan misalnya dengan membaca Al-Qur’an atau doa-doa.  Keyakinan ini diakui secara luas oleh sebagian besar kalangan pengobatan Islam, dan bahkan dalam tradisi pengobatan ilmiah/ medis.
            Kedua, istilah itu bermakna keyakinan bahwa penyakit, terutama penyakit mental atau gangguan jiwa yang disebabkan oleh kekuatan supranatural. Dalam masyarakat Yunani kerasukan roh jahat dipercaya secara luas dan pendeta-pendeta Kristen mengklaim dapat menyembuhkan penyakit semacam itu. Kepercayaan serupa itu lazim dijumpai di Timur Tengah, India dan mungkin di seluruh dunia, terutama di kalangan pengobatan rakyat.
            Penyambuhan spiritual memiliki dasar yang kuat dalam Islam umumnya dan tasawuf khususnya. Karena membaca Al-Qur’an dan doa-doa sebagai metode penyembuhan merupakan salah satu tradisi tasawuf.
            Penyembuhan secara spiritual dalam Islam telah berkembang sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Banyak hadits yang menjelaskan pengakuan Rasulullah SAW terhadap penyembuhan secara spiritual. Misalnya Rasulullah SAW bersabda: “Tilik jahat adalah suatu kenyataan. Jika ada sesuatu yang mendahului qadar, maka tilik jahatlah yang mendahuluinya. Bila salah seorang dari kamu terpengaruh olehnya, maka hendaklah dia mandi”.
            Hadits lain menjelaskan bahwa ‘Aisyah berkata: “Rasulullah SAW memerintahkan kepadaku atau memerintahkan kita agar melakukan jampi-jampi untuk mengusir roh jahat”.
            Jampi-jampi yang dianjurkan untuk mengusir roh jahat antara lain adalah memperbanyak bacaan Al-Qur’an, misalnya Surat Al-Falaq, An-Nas, ayat Kursi, dan doa-doa seperti:
1.     ”Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang diciptakannya”.
2.     ”Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala setan dan binatang melata dan dari segala tilik yang jahat”.
            Tradisi membaca Al-Qur’an secara rutin sebagai bagian dari wirid dan berdoa lebih banyak dilakukan oleh sufi atau orang yang menempuh jalan spiritual. Karena itu, penyembuhan spiritual banyak dilakukan oleh mereka.
            Itu sebabnya banyak sufi melakukan penyembuhan spiritual di samping membaca zikir, wirid dan doa untuk mereka sendiri. Selain doa penyembuhan spiritual sufistik juga biasanya menggunakan jimat. Jimat mengandung ayat-ayat Al-Qur’an yang diyakini menyimpan daya penyembuh yang mujarab, karena Al-Qur’an menyebut dirinya sebagai obat, walaupun lebih dalam arti menumbuhkan dan memelihara keimanan, bukan sekedar penyembuhan fisik.
            Pasien dianjurkan untuk menulis ayat-ayat al-Qur’an tertentu di atas sehelai kertas, kemudian tulisan itu dicelupkan ke dalam air dan airnya diminum. Kadang-kadang waktu meminumnya juga ditentukan, misalnya sebelum matahari terbit.
            Di antara ayat Al-Qur’an yang dianggap mujarab mengobati penyakit adalah Surat Al-Fatihah. Sebuah hadits menjelaskan keutamaan Surat Al-Fatihah ialah bahwa  Rasulullah SAW bersabda: “Demi Dia yang memiliki jiwaku surat yang seperti ini tidak diwahyukan baik dalam Taurat maupun Injil, bahkan tidak juga dalam surat-surat Al-Qur’an lainnya”.
            Menurut pengalaman banyak sufi, pembacaan Surat Al-Fatihah dengan keyakinan yang benar dan tulus akan dapat menyembuhkan semua penyakit, baik spiritual maupun duniawi, lahir dan batin.
            Pembacaan Surat Al-Fatihah merupakan salah satu praktik yang paling sering dilakukan oleh para sufi. Nabi Muhammad SAW menjelaskan cara berikut dan mengatakan bahwa praktik ini akan menyembuhkan penyakit apapun.
            Cara pembacaan yang dimaksud adalah membaca Surat Al-Fatihah 41 kali selama 40 hari berturut-turut selama jarak waktu antara rakaat-rakaat sunat dan fardhu dari shalat fajar. Pembacaannya dilakukan dalam satu tarikan napas, yakni mim dari ir-rahim digabung dengan lam dari al-hamdulillahi, sehingga menjadi mil-hamdu lillahi. Ayat lainnya dibaca mengikuti jeda napas seperti biasa.
            Jika ada orang yang kesurupan atau karena alasan lainnya tidak bisa membaca, maka dapat dibacakan Surat Al-Fatihah lalu ditiupkan ke atas air, kemudian airnya diminumkan kepada pasien yang bersangkutan.
            Kalau ada orang sulit membaca Surat Al-Fatihah secara keseluruhan, maka masih ada cara untuk sembuh secara spiritual, yakni membaca basmalah (bismillahirrahmanirrahim) sebanyak 100 kali. Ayat ini mengandung sifat teragung dari Allah Yang Maha Kuasa.
            Jadi, penyembuhan spiritual mempunyai dasar yang kuat dalam Islam yang dibuktikan dengan hadits-hadits tentang itu dan telah menjadi tradisi penyembuhan yang dikembangkan oleh para sufi dan mereka yang menempuh jalan spiritual. Cara penyembuhan ini murah dan menambah iman, sehingga baik kita lakukan dipadu dengan pengobatan medis dan tidak ada alasan untuk menolak penyembuhan model ini.           

No comments:

Post a Comment