Saturday, June 2, 2012

Berurai Air Mata, Mubarak Sempat Menolak Masuk ke Penjara Sipil

Kairo, Meski telah diperintahkan untuk pindah ke penjara sipil, mantan presiden Mesir Hosni Mubarak sempat menolak. Dia bahkan hingga berurai air mata saat menolak dijebloskan ke dalam penjara Tora yang terletak di pinggiran Kairo.

"Dia sempat menangis dan tidak bersedia untuk keluar dari helikopter. Petugas keamanan harus membujuknya cukup lama agar dia mau keluar," tutur salah seorang petugas keamanan setempat kepada AFP, Sabtu (2/6/2012).

"Tapi kini dia sudah tenang dan siap untuk masuk ke dalam penjara," imbuhnya.

Hari ini, pengadilan Kairo menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Hosni Mubarak. Mubarak yang kini berusia 84 tahun ini (sebelumnya ditulis 83 tahun), dinyatakan bersalah atas pembunuhan sekitar 850 demonstran selama revolusi 18 hari pada awal tahun 2011 lalu. Namun, hakim membebaskan Mubarak atas dakwaan korupsi yang dijeratkan kepadanya.

Sementara itu, hakim juga menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada mantan Menteri Dalam Negeri Mesir, Habib al-Adly. Adly juga diadili atas kasus pembunuhan para demonstran, sama seperti Mubarak. Sedangkan 6 orang mantan kepala keamanan Mesir era Mubarak yang diadili dalam kasus yang sama, dibebaskan oleh hakim.

Terakhir, hakim menggugurkan dakwaan korupsi yang dijeratkan kepada dua putra Mubarak, Alaa dan Gamal.

Setelah vonis dijatuhkan, Jaksa Agung Mesir langsung memerintahkan Hosni Mubarak dipindahkan ke penjara sipil, Tora. Diketahui bahwa sepanjang persidangan, Mubarak ditahan di sebuah rumah sakit militer di pinggiran Kairo. Pertimbangannya, Mubarak harus menjalani perawatan untuk penyakit jantung yang dideritanya. Meski ada juga yang menyebut bahwa Mubarak menderita tumor di bagian kandung empedu dan pankreas.

Penjara Tora yang terletak di wilayah pinggiran Kairo ini dijuluki sebagai penjara bintang lima. Banyak pejabat dan tokoh penting yang mendekam di penjara ini. Bahkan terdakwa lain dalam kasus Mubarak juga ditahan di penjara ini selama masa persidangan berjalan.

Sebenarnya sudah sejak lama para demonstran anti-Mubarak di Mesir menyatakan keberatannya terhadap keputusan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF), yang menempatkan Mubarak di sebuah rumah sakit militer. Menurut mereka, keputusan tersebut seperti 'menyelamatkan' Mubarak dari kejamnya penjara sungguhan. SCAF adalah pemerintah militer yang berkuasa di Mesir pada masa transisi.

No comments:

Post a Comment