JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi
menggali informasi seputar aliran uang ke Kongres Partai Demokrat 2010
terkait penyelidikan proyek pembangunan pusat pelatihan olahraga
Hambalang, Jawa Barat. Hal itu setidaknya menjadi sebagian materi
pemeriksaan terhadap mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Minahasa
Tenggara Partai Demokrat, Diana Maringka.
Diana diperiksa KPK
terkait penyelidikan Hambalang, Jumat (25/5/2012). "Nanti dipanggil
lagi, mengenai Kongres Demokrat di Bandung," kata Diana di gedung KPK,
Jakarta, Jumat, seusai diperiksa selama lebih kurang dua jam.
Diana
yang pernah bersaksi dalam persidangan kasus suap wisma atlet SEA Games
2011 itu kembali mengaku dapat uang 7.000 dollar AS, Rp 100 juta, dan
Rp 30 juta dalam beberapa tahap saat kongres Partai Demokrat
berlangsung. Uang itu, kata Diana, terkait pemenangan Anas Urbaningrum
sebagai ketua umum partai.
"Uang itu dari Pak Umar Arsal dari tim sukses Pak Anas," tambahnya.
Saat
ditanya asal-usul uang yang dibagikan dalam kongres tersebut, Diana
mengaku tidak tahu. Ia juga mengaku tidak tahu-menahu seputar proyek
Hambalang yang nilainya mencapai Rp 1,52 triliun itu. "Enggak ditanya
Hambalang, cuma soal kongres," ujarnya.
KPK yakin
Sebelumnya
diberitakan, KPK yakin Anas terlibat dalam proyek pembangunan kompleks
olahraga terpadu di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. KPK masih dalam tahap
menyelidiki proyek bernilai Rp 1,5 triliun yang diduga dikorupsi
tersebut.
Keyakinan KPK atas keterlibatan Anas di proyek Hambalang
ini diungkapkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Menurut Bambang,
KPK telah mendapatkan pengakuan dari anggota Komisi II DPR dari Fraksi
Partai Demokrat, Ignatius Mulyono, bahwa dia diperintah Anas ikut
membereskan sertifikat tanah untuk proyek Hambalang.
"Kan, sudah
ada keterangan kalau Ignatius Mulyono disuruh Anas menyelesaikan
sertifikat tanah untuk Hambalang," kata Bambang, beberapa waktu lalu.
Penyelidikan
kasus pembangunan pusat olahraga Hambalang ini berawal dari temuan KPK
saat melakukan penggeledahan di kantor Grup Permai milik Muhammad
Nazaruddin beberapa waktu lalu terkait penyidikan kasus dugaan suap
wisma atlet SEA Games. Nazaruddin yang juga terdakwa kasus dugaan suap
proyek wisma atlet menyebutkan adanya keterlibatan Anas dalam kasus
Hambalang.
Nazaruddin mengatakan, ada aliran dana Hambalang ke
Anas. Dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun lalu, kata
Nazaruddin, Anas membagi-bagikan hampir 7 juta dollar AS kepada sejumlah
dewan pimpinan cabang.
Uang 7 juta dollar AS tersebut berasal
dari Adhi Karya selaku pelaksana proyek Hambalang. Selain itu,
Nazaruddin mengungkapkan bahwa Anas membantu penyelesaian sertifikat
lahan Hambalang yang sejak lama bermasalah. Berkat jasa Anas melobi
Badan Pertanahan Nasional, Joyo Winoto, sertifikat lahan itu selesai
diurus.
Semua tudingan Nazaruddin tersebut dibantah Anas. Ketua
Umum DPP Partai Demokrat itu juga beberapa kali memastikan tidak ada
politik uang dalam kongres Partai Demokrat tahun lalu tersebut.(25 Mei 2012)
No comments:
Post a Comment