Friday, November 8, 2013

Bareskrim sita brangkas milik Ditjen Bea Cukai



JAKARTA, KOMPAS.com — Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri menyita satu brankas milik Kepala Sub-Direktorat Ekspor dan Impor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan nonaktif, Heru Sulastyono, Jumat (8/11/2013). Heru merupakan salah satu tersangka dalam kasus dugaan penerimaan suap dalam bentuk polis asuransi senilai Rp 11,4 miliar.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, brankas tersebut dibawa mobil Nissan Serena silver B 1595 QH. Brangkas tersebut diambil langsung oleh Kasubdit Money Laundring Dittipideksus Bareskrim Polri Kombes Agung Setya bersama dua penyidik di kediaman tersangka yang terletak di Perum Sutera Renata Alba Utama Nomor 3, Alam Sutera, Serpong, Tangerang, Banten.
Saat pengambilan, tampak tersangka Heru juga turut dibawa penyidik. Setibanya di Bareskrim Polri, brankas besi berwarna hitam berukuran 60 sentimeter x 60 sentimeter itu tampak berat. Empat orang petugas harus mengeluarkan brankas itu dari dalam mobil. Brangkas tersebut diangkat ke atas troli lalu dibawa ke ruang penyimpanan yang terletak di lantai satu gedung Bareskrim Polri.
Hingga saat ini, belum diketahui apakah isi brankas tersebut. "Kita berharap ada dokumen-dokumen penting di dalamnya," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto di Bareskrim Polri, Jumat.
Seperti diberitakan, Heru diduga menerima suap sebesar Rp 11,4 miliar dari Komisaris PT Tanjung Jati Utama (TJU), Yusran Arif. Suap tersebut diberikan dalam kurun waktu 2005-2007 saat Heru masih menjabat sebagai Kepala Penindakan dan Penyidikan Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Penyidik masih mendalami motif pemberian suap itu. Diduga, suap tersebut diberikan sebagai upaya Yusran untuk menghindari audit pajak dari yang akan dilakukan Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu.
Bareskrim menangkap Heru dan Yusran secara terpisah di kediamannya masing-masing, Selasa (29/10/2013). Heru ditangkap di rumahnya sekitar pukul 01.00 WIB. Adapun Yusran ditangkap di rumahnya yang terletak di Jalan H Aselih RT 11 RW 01 No. 49, Ciganjur, Kelurahan Cipedak, Jagakarsa.
Heru Sulastyono dan Yusran Arif dijerat dengan pasal yang sama, yaitu Pasal 3, Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 dan Pasal 3, Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU.
Selain itu, keduanya juga disangka dengan Pasal 5 ayat (2), Pasal 12 Huruf a dan b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 KUHP dan Pasal 56 KUHP.

No comments:

Post a Comment